Sunday's Journal 2
Sunday's Journal
,
Oh ya, belom gw kenalin kalo teman gw ini bernama rian dan aan, si rian udah datang dari 4 hari kemaren dan Alhamdulillah yah, udah dapet kerja,, dan si aan a.k.a handoko baru datang hari ini setelah gw jemput dari terminal lebak bulus dengan segala daya upaya, segenap tenaga yang tersisa di raga ini dan pake salah tempat lagi,, janjiannya di terminal lebak bulus eh malah dianya turun disalah satu alamat di jalan kartini dekatnya lebak bulus,, and you know what? Gw jalan kaki dari terminal lebak bulus ampe jalan kartini lebih tepatnya di poll bus Lorena and I have no idea how far it was,, semula gw pikir itu dekat secara sama-sama lebak bulus gini and pretend it was like in my hometown where I could go anywhere by barefoot walking alias jalan nyeker ato jalan kaki sampe gw nemu itu poll,, ketika dari radius seratus meter ttempat gw melangkah dan gak tau udah berapa ratus meter dari terminal lebak bulus, gw temui juga plang jalan bertuliskan Lorena,, bak adegan Pamela Anderson yang lari-lari sembari senyum sumringah menemui papan selancarnya di pantai dalam adegan Baywatch jadul, itulah yang gw lakukan pada saat itu untuk memastikan apakah si aan nyampe dengan selamat sentausa sehat walafiat di poll itu,,. Keadaan pun menyatakan demikian, beliau sedang duduk manis with his BB in hand and with his proudly “and he assumed it was sexy” bulu hidung sedang menanti kedatangan gw, and you know gw yang semula dandan kece dari rumah nyampe poll itu udah persis sate gosong gara-gara asap knalpot kendaraan ibukota yang macet sepanjang jalan gw jalan tadi lengkap dengan keringat bercucuran dari kepala,ketek ampe bulu kaki,, I think I was hot at that time ahhahaha J but hey,,,, well,, somehow friendship needs a sacrifice, setuju yang diujung sanaaa???? Setuju aja deh oke ;-) perasaan yang gw rasakan,, bahagia,, terharu,, bercampur sedih,, bercampur pasrah mencium bau badan yang bikin gw gak,,, gak,,, gak,,,gak kuat,, gak kuaaaatt,,,, gak kuaaatt,,,,, lambay-lambay tangan “antusias”.
Sekelumit kisah masa kecil gw
Padam
Tak akan ada tangis bahkan rengekan yang mendamba alunan kuas tersebut tergores kembali dalam lukisan hati pada sehelai kanvas terindah yang telah kau bingkai rapi.
Kanvas itu telah hancur seiring dengan hancurnya kepercayaanku padamu,
tiada kata yang mau diucap atas kebohongan terpahit dalam sandiwara termanis yang kau sebut kisah cinta
Bahkan mungkin kisah itu memang tak pernah ada,
karna lebih baik tak ada daripada berdiri diatas sebuah pondasi kebohongan,,
Ketika airmata sudah mengering diatas kisah termanis yang telah kuukir,,
pada sebuah janji yang bernama komitmen, dan ternyata kulalui sendiri diatas jembatan nadir
berselimut ilusi yang kau ukir dibawah alam sadarku dan kau rangkai manis laksana taman eden yang dijanjikan penguasa alam.
Tak ada bangkai yang tak diketahui,
tak ada kebusukan yang bisa kau simpan
ketika sebuah niat tulus ternyata berjalan sendiri tanpa sebuah kesadaran dari sang pembawa lentera
Lentera itu kini telah mati,
di hembus badai topan yang menyerang bertubi-tubi
Apa daya karna memang lentera itu harus mati
daripada bertahan hidup dalam ketidak mungkinan
Dan kapankah sang pembawa lentera untuk segera berhenti dari kebodohan yang ia pelihara
pada kekaguman pesona medusa dari otaknya,,,
Dia akan segera bangkit dari pesakitan yang ia alami
dan kenyataan terpahit yang sedang terjadi
Semua akan berlalu dengan beriringnya waktu,
pembawa lentera hanya ingin diam
tanpa ingin mengenang kisah itu lagi.
ketika cinta berdiri diatas pondasi kebohongan,
maka sebuah penghianatan terperi
yang dirasakan sementara akan ada
tawa bahagia disisi lain!
KARENA KAMI LELAKI
LELAKI....
Wahai kau para lelaki jangan pernah kau hanya ingin dibilang sebagai penjahat kelamin.
Tunjukkanlah dirimu,siapa kamu,beritahu mereka akan kuasamu,
jangan kau ragu untuk teriak,tertawa,bahkan menangis,,
kamu adalah kamu,bukan dia,,
selamanya kamu akan tetap menjadi dirimu,
jangan kau batasi dirimu dengan sebuah paradigma yg bernama JAIM,MACHO,bahkan rambut yg CEPAK...
Segempal daging d'lengan takkan menjadi sebuah tanda bahwa kau lelaki perkasa...
Akan tetapi, kedewasaan mu dalam berpikir yg menjadi tolak ukur kelelakianmu.
Teriaklah bila kau ingin teriak.
Bernyanyilah bila kau ingin bernyanyi.
Dan terbanglah bila kau bisa...
Kau tak harus menjadi diri orang lain sperti yg mreka inginkan,
bila kau ikuti ingin mereka maka kau tak lebih dari SAMPAH....!!!