Tulisan ini bukan ditujukan untuk kepentingan provokasi guna mendapatkan kesetaraan gender antara sesama pria dan wanita. Cuma curahan isi hati dan keheranan aja tentang fenomena yang terjadi atau mungkin membudaya.
Sudah terlalu sering kita membaca artikel atau menonton berita tentang kekerasan atau diskriminasi terhadap kaum hawa yang terjadi disekitar kita. Kita juga sering mendengar kisah perjuangan kesetaraan hak asasi perempuan untuk memiliki kesempatan yang sama terhadap kaum laki-laki atau juga yang terkenal dengan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A Kartini. Tapi bila sejenak kita alihkan menjadi diskriminasi terhadap kaum laki-laki, ADA GAK YA?
Kita bisa melihat beberapa fenomena yang terjadi di sekeliling kita yang mungkin kita merasa aneh bila manusia jenis laki-laki melakukan beberapa kegiatan kecil yang biasa dilakukan dengan perempuan. Coba kita pandang dari beberapa situasi berikut;
- Bila kita kondisikan seorang suami yang sehat walafiat memiliki 2 orang anak dan tidak bekerja, sedangkan ia membiarkan istrinya untuk bekerja keras dan memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Disisi lain sang suami menggantikan pekerjaan istri dirumah untuk mengasuh anak, mengurus rumah, masak, dll. Mungkin mayoritas dari kita akan berpikir bahwa lelaki yang tidak bekerja adalah negatif atau mungkin tidak bertanggung jawab.
- Bila anda sedang jalan-jalan ke mall melihat cewek-cewek jalan bergandengan tangan dengan sesama teman cewek mungkin anda akan menganggapnya sebagai hal yang biasa saja. Sekarang kita balik kondisinya, bagaimana bila ada sekumpulan cowok jalan-jalan dimall bergandengan tangan dengan sesama teman-temannya?
- Mungkin akan terdengar biasa saja bila ada perempuan sedang mandi bersama bila menginap dirumah teman. Tapi apa jadinya bila ada laki-laki yang mandi bersama bila menginap dirumah teman?
- Mungkin akan terlihat biasa saja bila wanita memakai baju berwarna pink dengan segala ukuran dan bentuk tubuh. Tapi apa yang ada dalam pikiran anda bila ada lelaki kekar memakai baju berwarna pink?
- Akan terlihat biasa saja bila anda membaca postingan di facebook atau para ABG menyapa teman-teman ceweknya dengan “say” atau “beibh”. Tapi bila yang menyapa dengan sapaan ini adalah laki-laki. Apa tanggapanmu?
- Dalam dunia kerja kita sering mendengar adanya cuti hamil bagi para karyawan perempuan yang sedang melahirkan. tapi kita tidak pernah mendengar adanya cuti hamil bagi para laki-laki. Padahal kalau sang istri melahirkan, suami kan ikut repot juga J.
- Dalam kasus rumah tangga bila terjadi perceraian maka dalam pembagian harta pihak wanita akan mendapat bagian dari harta bersama tersebut. Dalam konteks ini, tidak semua wanita bekerja dan memiliki penghasilan. Terlebih bila dalam pernikahan ini pasangan sudah memiliki anak, tentunya besarnya pembagian harta akan menjadi lebih besar lagi.
Dari berapa contoh kasus diatas, mungkin kita kan langsung memberi tanggapan YA IYALAH…. Tapi kenapa ya kok bisa jadi YA IYALAH? Apakah hal ini karena sudah terkesan sesuatu yang wajar, tapi secara tidak langsung ini suatu bentuk dari diskriminasi, lho! Akan terlihat konyol mungkin bila laki-laki melakukan hal yang sama bila menyapa kerabat dengan “say” atau “beibh”. Sudah biasa kita dengar kalau pria lebih kuat daripada wanita. Bila ada wanita body builder dan seorang pria cungkring, mana yang lebih kuat? Secara akal sehat kita akan lagsung memilih bahwa wanita body builder ini jauh lebih kuat daripada si pria cungkring.
Dalam beberapa hal ada titik tertentu saat pria memang lebih kuat daripada wanita maka dari itu jadi tugas dari para pria untuk melindungi wanita. Disisi lain, dalam beberapa konteks keadaan bisa terjadi sebaliknya dimana perempuan lebih kuat daripada laki-lakil, bisa terjadi juga peranan perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki, contoh: bila dalam rumah tangga gaji sang istri lebih banyak daripada gaji si suami. Tak dapat dipungkiri sebagai individu bisa saja kita menyeletuk yang ini baik yang itu tidak baik. sebagai individu yang terdidik akan lebih baik lagi bila kita menyikapi fenomena ini dengan lebih asertif dan tidak mengutarakan pendapat yang asal bunyi dan menimbulkan prasangka atau permasalahan baru.
Okelah ini bukan suatu bentuk protes dari saya untuk membuat fenomena ini menjadi sesuatu yang berjalan sama antara laki-laki dan perempuan. Dengan kebiasaan fenomena yang sudah terjadi ini bahkan lebih baik. Sebagai laki-laki saya juga tidak menginginkan bila laki-laki mandi bersama menjadi sesuatu yang wajar J, ini menyangkut tentang privasi. Well, setiap orang boleh berasumsi terhadap pendapat mereka masing-masing atau mungkin ada yang menginginkan untuk membuat hal ini menjadi setara antara laki-laki dan perempuan.
0 komentar:
Posting Komentar